Kerudung Buat Sahabat
Cerpen Karangan: Pury Gayatri
Lolos moderasi pada: 17 September 2015
Aku dan Rina
sudah bersahabat sejak kami duduk di bangku SMP dan sekarang kami sudah kuliah,
kami sering menghabiskan waktu bersama, jalan bersama, ngerjain PR bersama,
dihukum bersama, bahkan kami dijuluki si Ratu Kembar di kampus. Karena semua
hal kami lakukan bersama, jarak rumah kami juga sangat dekat sehingga
memudahkan kami untuk bertemu setiap saat. Namun kami memiliki perbedaan yang
sangat mencolok, dari mulai tingkah laku, pakaian dan cara berpikir, tetapi hal
itu tidak menjadi suatu penghambat buat persahabatan kami.
Rina adalah
anak yang sangat baik, namun ia memiliki tingkah laku yang kurang baik, ya
maklum saja Rina anak yang tomboy, dia hobi banget berantem apalagi kalau ada
cowok yang coba–coba ngegangguin kami, langsung deh ditonjok tuh cowok sampe
babak belur, cara berpakaiannya juga sangat urakan, berbeda banget dengan aku,
aku anak yang pendiem dan cara berpakaianku pun rapi, aku selalu menggunakan
kerudung di mana pun aku berada. Tapi kami saling menerima kekurangan satu sama
lain, hingga suatu saat ketika kami sedang duduk di halaman depan rumah kami
sambil melihat indahnya bulan, aku mencoba untuk berbicara serius kepada Rina.
“Rin, aku
pengen ngomong sesuatu nih sama kamu,” seketika Rina menatapku dengan wajah
bertanya–tanya.
“serius amat Pur, emang mau ngomong apaan sih?”
“hmm.. begini Rin, kita kan sekarang udah dewasa, udah kuliah juga apakah kamu tidak mau merubah sikap dan penampilan kamu? Agak rapian dikit gitu, aku ingin kamu berubah Rin, aku ingin kamu menggunakan kerudung untuk menutup aurat kamu,”
Rina pun tersenyum padaku sambil berkata, “aku belum siap Pury, aku butuh waktu. Aku ngantuk nih, aku masuk duluan yah?”
“serius amat Pur, emang mau ngomong apaan sih?”
“hmm.. begini Rin, kita kan sekarang udah dewasa, udah kuliah juga apakah kamu tidak mau merubah sikap dan penampilan kamu? Agak rapian dikit gitu, aku ingin kamu berubah Rin, aku ingin kamu menggunakan kerudung untuk menutup aurat kamu,”
Rina pun tersenyum padaku sambil berkata, “aku belum siap Pury, aku butuh waktu. Aku ngantuk nih, aku masuk duluan yah?”
Rina pun
langsung meninggalkanku, astaga!! Sepertinya Rina marah padaku, aku gak ada
maksud untuk menyinggung dia, tapi sepertinya dia salah paham. Ya sudahlah
basok aku coba buat ngomong lagi sama dia di kampus. Sesampai di kampus aku tak
melihat Rina, aku coba tanya ke temen–temen sekelasnya juga pada gak ada yang
ngelihat Rina, aku sms pun gak direspon.
“kenapa sih dengan tuh anak, apa karena kejadian tadi malam?” ucapku dalam hati, sepulang dari kampus, aku samperi Rina ke rumahnya.
“kenapa sih dengan tuh anak, apa karena kejadian tadi malam?” ucapku dalam hati, sepulang dari kampus, aku samperi Rina ke rumahnya.
“assalamualaikummm
Rina,”
“waalaikumsalam, sebentar, eh Pury, masuk nak,” ucap Ibu Rina.
“Rina ada bu?”
“oh ada nak, dia di kamarnya tuh,” aku pun menuju kamar Rina.
“waalaikumsalam, sebentar, eh Pury, masuk nak,” ucap Ibu Rina.
“Rina ada bu?”
“oh ada nak, dia di kamarnya tuh,” aku pun menuju kamar Rina.
“hei Rin,
kamu kok pucat banget gitu? Kamu sakit?”
“iya nih Pur, lagi gak enak badan,” Rina mencoba untuk membangunkan badannya.
Aku menemani Rina di kamarnya, dan aku mengubur niatku untuk menanyakan hal yang tadi malam, aku tak mau membuat Rina tambah sakit atas ucapanku nantinya jadi lebih baik aku tunda saja. Rina sangat sangat bosan karena berada di kamar terus, aku pun mengajak Rina untuk menonton film favoritenya “Cinta Rock N Roll”, seperti biasa, walaupun Rina tomboy dan terkesan urakan tetapi kalau udah nonton film itu pasti deh mewek.
Akhirnya kami menghabiskan waktu untuk menonton di kamar Rina, tanpa terasa hari mulai malam aku pun segera kembali ke rumah dan membiarkan Rina beristirahat.
“iya nih Pur, lagi gak enak badan,” Rina mencoba untuk membangunkan badannya.
Aku menemani Rina di kamarnya, dan aku mengubur niatku untuk menanyakan hal yang tadi malam, aku tak mau membuat Rina tambah sakit atas ucapanku nantinya jadi lebih baik aku tunda saja. Rina sangat sangat bosan karena berada di kamar terus, aku pun mengajak Rina untuk menonton film favoritenya “Cinta Rock N Roll”, seperti biasa, walaupun Rina tomboy dan terkesan urakan tetapi kalau udah nonton film itu pasti deh mewek.
Akhirnya kami menghabiskan waktu untuk menonton di kamar Rina, tanpa terasa hari mulai malam aku pun segera kembali ke rumah dan membiarkan Rina beristirahat.
Tujuh hari
sudah Rina tak masuk kuliah, dan akhirnya kini Rina masuk kuliah dengan wajah
yang cerah.
“heii Pury, kangen nih sama kamu,”
“heii Rin, uda baikan kamu? Iya aku juga kangen banget uda lama gak ngumpul bareng kamu,” berpelukan.
“kantin yukk, laper nih,”
“boleh yukkk!!” aku dan Rina pun menuju kantin, namun sesampai di kantin ada pandangan yang tak biasa yang menghampiri pandangan Rina. Rina tampaknya tertarik sama cowok yang berkacamata dan make kemeja biru itu. Sebab baru kali ini dia memandangan cowok seperti itu.
“heii Pury, kangen nih sama kamu,”
“heii Rin, uda baikan kamu? Iya aku juga kangen banget uda lama gak ngumpul bareng kamu,” berpelukan.
“kantin yukk, laper nih,”
“boleh yukkk!!” aku dan Rina pun menuju kantin, namun sesampai di kantin ada pandangan yang tak biasa yang menghampiri pandangan Rina. Rina tampaknya tertarik sama cowok yang berkacamata dan make kemeja biru itu. Sebab baru kali ini dia memandangan cowok seperti itu.
“Pur, tuh
cowok cakep banget, kayaknya aku suka deh, ya ampun Pur, pegang nih jantung
aku,”
“astaga!! kenceng banget Rin!” Sontak wajah Rina mulai memerah dan seakan tersipu malu. Kami pun duduk tepat di samping itu, karena cuma di situlah bangku yang masih kosong, diam-diam Rina suka curi-curi pandang ke cowok yang ada di sebelah, menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa, lihat aja tuh dia mulai salah tingkah saat cowok berkacamata itu pergi sambil melihat ke arah Rina.
“astaga!! kenceng banget Rin!” Sontak wajah Rina mulai memerah dan seakan tersipu malu. Kami pun duduk tepat di samping itu, karena cuma di situlah bangku yang masih kosong, diam-diam Rina suka curi-curi pandang ke cowok yang ada di sebelah, menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa, lihat aja tuh dia mulai salah tingkah saat cowok berkacamata itu pergi sambil melihat ke arah Rina.
“heh!!
Melamun aja, melamuni siapa sih, tuh cowok yah?”
“aku suka dia Pur, dia beda banget sama cowok lain,” ujar Rina sambil tersenyum.
“jarang–jarang nih anak begini biasanya mah anti banget sama cowok, tapi syukur deh dia mau ngebuka hati buat cowok lain,” gumamku.
“aku suka dia Pur, dia beda banget sama cowok lain,” ujar Rina sambil tersenyum.
“jarang–jarang nih anak begini biasanya mah anti banget sama cowok, tapi syukur deh dia mau ngebuka hati buat cowok lain,” gumamku.
Selesai
kelas kami langsung pulang, ketika sampai di parkiran, aku melihat cowok
berkacamata itu ke luar dari masjid kampus.
“Rin.. Rin, bukannya tuh cowok yang di kantin tadi yah?”
“mana sih?”
“itu tuh deket masjid samping pohon,”
“oh iya Rin, ya ampun Rin, udah cakep, pinter, rajin ibadah lagi, aku tambah kagum sama dia Rin,” kekaguman Rina semakin meningkat saat itu.
“Rin.. Rin, bukannya tuh cowok yang di kantin tadi yah?”
“mana sih?”
“itu tuh deket masjid samping pohon,”
“oh iya Rin, ya ampun Rin, udah cakep, pinter, rajin ibadah lagi, aku tambah kagum sama dia Rin,” kekaguman Rina semakin meningkat saat itu.
Sepanjang
jalan dia hanya senyum–senyum gak jelas. Ternyata tanpa sepengetahuanku Rina
suka cari–cari informasi tentang cowok berkacamata itu, dan ketika aku mengetahuinya
Rina tampak sangat malu, aku pun langsung memberi semangat kepada Rina.
“kalau kamu suka sama dia, kamu harus ngerubah penampilan kamu, kamu cantik loh pasti dia suka sama kamu,”
“kamu yakin? Tapi kalau dia gak tertarik gimana?”
“udah coba aja, yakin deh dia pasti jatuh cinta sama kamu, hehehe…”
“kalau kamu suka sama dia, kamu harus ngerubah penampilan kamu, kamu cantik loh pasti dia suka sama kamu,”
“kamu yakin? Tapi kalau dia gak tertarik gimana?”
“udah coba aja, yakin deh dia pasti jatuh cinta sama kamu, hehehe…”
Kami pun
langsung pergi ke suatu mall untuk membeli baju baru, dan Rina lebih memilih
pakaian agak sedikit terbuka daripada pilihan bajuku yang panjang dan sopan,
tapi ya sudahlah ini pilihan Rina dan mungkin ini yang buat dia senang, sebelum
kami berangkat ke kampus aku membantu Rina untuk menghias diri, Rina tampak
sangat cantik. Sesampai di kampus semua mata tertuju pada Rina, semua cowok
memuji kecantikan Rina termasuk cowok berkacamata itu, sebut saja dia Rio.
“heii, aku
Rio, kamu terlihat cantik hari ini,” pujian Rio ke Rina, seketika Rina langsung
bengong mendengar pujian itu.
“heiii.”
“eh iya maaf aku gak nyangka aja kamu ucapkan kata itu ke aku,”
“emang kenapa kamu cantik kok,”
Sejak pembicaraan itu hubungan Rio dan Rina kini semakin dekat. Aku pun mendukung kedekatan mereka dan semoga aja Rio adalah pilihan terakhir Rina dan bisa buat Rina bahagia seperti apa yang Rina harapkan selama ini, karena semenjak dekat dengan Rio tingkah laku Rina yang tadinya tomboy dan kasar kini telah berubah menjadi sangat feminim.
“heiii.”
“eh iya maaf aku gak nyangka aja kamu ucapkan kata itu ke aku,”
“emang kenapa kamu cantik kok,”
Sejak pembicaraan itu hubungan Rio dan Rina kini semakin dekat. Aku pun mendukung kedekatan mereka dan semoga aja Rio adalah pilihan terakhir Rina dan bisa buat Rina bahagia seperti apa yang Rina harapkan selama ini, karena semenjak dekat dengan Rio tingkah laku Rina yang tadinya tomboy dan kasar kini telah berubah menjadi sangat feminim.
Hari demi
hari telah berlalu bahkan kini Rio dan Rina telah resmi pacaran selama 1
minggu, aku turut senang dengan kabar itu. Selang beberapa bulan kemudian
ketika aku sedang mengantar Ibu ke mall dari kejauhan aku melihat Rio sedang
menggadeng seorang cewek, awalnya sih aku gak curiga ya karena aku kira itu
Rina, eh ternyata ketika jarak kami agak mulai mendekat aku melihat kalau itu
bukan Rina, aku segera menelpon Rina dan menanyakan keberadaan Rio, dan betapa
kagetnya aku saat Rina bilang kalau Rio sedang ada acara keluarga di Bali.
Saat itu
juga aku langsung menutup telpon Rina. Aku semakin penasaran siapa sebenernya
cewek itu, mumpung Ibu sedang asyik belanja aku pun segera megikuti ke mana mereka
pergi, mereka berhenti di suatu restaurant yang ada di mall tampaknya mereka
ingin makan siang di tempat itu, aku mengintip dari kejauhan dan Rio sedang
memegang tangan cewek itu.
“siapa sih tuh cewek?” Bisikku penasaran, ya sudahlah aku segera meninggalkan mereka.
“siapa sih tuh cewek?” Bisikku penasaran, ya sudahlah aku segera meninggalkan mereka.
Keesokan
hari ketika sampai di kampus aku melihat Rio sedang duduk berdua dengan Rina
betapa mesrahnya mereka, perasaanku sangat kacau, di satu sisi aku ingin
memberitahukan masalah ini sama Rina, tapi di satu sisi lain aku gak mau
menghancurkan perasaan sahabatku, aku gak pernah melihat dia sebehagia ini
ketika bersama cowok, aku bingung Tuhan apa yang harus aku lakukan!! Untuk
memastikan kecurigaanku benar atau tidak aku dan temanku Ivan sepakat untuk
mengikuti ke mana pun Rio pergi.
Sabtu malam
aku ke rumah Rina, dan aku lihat ternyata Rina tidak ke luar dengan Rio, nah di
situlah aku dan Ivan mencoba mencari info tentang Rio, di mana dia nongkrong
dan dengan siapa dia pergi, ketika kami berhenti di warung bakso Ivan melihat
motor Rio yang terparkir di salah satu cafe, kami pun segera memastikan itu Rio
atau bukan, ternyata benar Rio sedang makan malam bersama cewek yang aku lihat
di mall beberapa hari yang lalu.
Astaga
berarti selama ini Rio telah menduakan Rina. Aku dan Ivan pergi dari cafe itu
dan nyamperi Rina di rumahnya dan menceritakan semua yang kami lihat tentang
Rio, namun aku gak nyangka kalau Rina cinta banget sama Rio sampai–sampai
ucapan kami pun tak dihiraukannya, dan malah kami dituduh ingin menghancurkan
hubungan mereka.
“kalian gila yah? Rio gak mungkin kayak gitu, dia sayang banget sama aku begitu juga dengan aku, jadi dia gak mungkin duain aku, bisa aja kan kalau kalian salah lihat, aku tahu Rio gimana dan kalian gak usah fitnah Rio kayak gitu, atau jangan-jangan kalian ingin menghancurkan hubungan kami iyah?” ujar Rina dengan tatapan sinis.
“ya ampun Rin, kamu kok segitunya banget sih sama kita, kita cuma pengen kamu tahu yang sebenarnya, kalau Rio gak sebaik yang kamu kira!” Tetap saja Rina gak peduli dan langsung masuk ke kamarnya, kami pun bergegas pulang.
“kalian gila yah? Rio gak mungkin kayak gitu, dia sayang banget sama aku begitu juga dengan aku, jadi dia gak mungkin duain aku, bisa aja kan kalau kalian salah lihat, aku tahu Rio gimana dan kalian gak usah fitnah Rio kayak gitu, atau jangan-jangan kalian ingin menghancurkan hubungan kami iyah?” ujar Rina dengan tatapan sinis.
“ya ampun Rin, kamu kok segitunya banget sih sama kita, kita cuma pengen kamu tahu yang sebenarnya, kalau Rio gak sebaik yang kamu kira!” Tetap saja Rina gak peduli dan langsung masuk ke kamarnya, kami pun bergegas pulang.
Dua hari
lagi Rina ulang tahun, mungkin untuk saat ini tidak menjadi momen yang indah
buat kami, tidak seperti dulu lagi biasanya tiap ada yang ulang tahun, aku atau
dia selalu membuat acara bareng tapi tidak untuk saat ini karena hubungan kami
telah menjauh dan hubungan Rio dengan Rina semakin dekat saja. Aku pun telah
kehabisan akal untuk membuktikan kepadanya bahwa Rio bukan cowok baik, jadi
lebih baik aku mundur.
Tepat
tanggal 08 mei 2013 aku merasa sangat gelisah, bagaimana tidak? Ini adalah hari
ulang tahun Rina dan aku pun gak berani untuk mengucapkan selamat ulang tahun
kepada Rina, sedih, kesel, kecewa semua campur aduk, kenapa hal ini bisa
terjadi sama kami. Tapi aku yakin cepat atau lambat dia akan sadar, malam ini
Rina mengadakan acara party di rumahnya, ingin sekali aku ke sana tapi aku
kubur niat itu dalam-dalam. Aku juga telah menyiapkan kado spesial buat Rina
yaitu kerudung. Aku berharap suatu saat nanti Rina mau menutup aurat dan
menggunakan kerudung ini di saat dia ingin bepergian. Aku pun menitipkan kado
ini kepada adiknya Rina.
“dik, kado
ini letakkan di meja rias kak Rina yah?”
“iyah kak sip,” aku segera meninggalkan adik Rina.
“iyah kak sip,” aku segera meninggalkan adik Rina.
Selesai
acara Rina langsung masuk kamar dan membuka semua kado dari temen-temen
termasuk kado Rio dan aku. Saat itu Rina membuka kadoku dan aku hanya
menitipkan surat di samping kerudung itu.
“Rin, selamat ulangtahun yah, maaf kalau aku udah buat kamu kesal aku cuma ingin yang terbaik buat kamu, aku ingin kamu berubah, tutuplah auratmu dengan kerudung ini dan kamu akan terlihat lebih cantik, semoga kamu bahagia dengan cowok pilihan kamu, maaf aku gak bisa datang, sekali lagi happy birthday yah,” isi suratku ke Rina.
Aku gak tahu apa respon dia terhadap surat dan kado aku, tapi yang jelas aku hanya ingin yang terbaik buat dia.
“Rin, selamat ulangtahun yah, maaf kalau aku udah buat kamu kesal aku cuma ingin yang terbaik buat kamu, aku ingin kamu berubah, tutuplah auratmu dengan kerudung ini dan kamu akan terlihat lebih cantik, semoga kamu bahagia dengan cowok pilihan kamu, maaf aku gak bisa datang, sekali lagi happy birthday yah,” isi suratku ke Rina.
Aku gak tahu apa respon dia terhadap surat dan kado aku, tapi yang jelas aku hanya ingin yang terbaik buat dia.
Seminggu
lebih kami gak pernah ketemu baik di kampus mapun di luar kampus, kami juga gak
pernah komunikasi lagi, tapi tiba–tiba saja aku dikagetkan dengan seorang
wanita yang sangat cantik dan anggun, dan ternyata itu adalah, “heiii, bengong
mulu nih?” sambil memegang pundak ku, aku pun gak nyangka kalau ternyata wanita
itu adalah Rina sahabatku.
”Rinaa.. kamu cantik banget sumpah, kerudung itu…”
“iyah Pury, aku sadar kalau selama ini aku salah banget sama kamu, uda nuduh kamu yang enggak–enggak dan aku lebih percaya cowok bren*sek itu daripada kamu sahabat aku, Rina pun memelukku sambil menangis.
“sudahlah Rin, semua udah berlalu, inilah yang ku harapkan darimu karena aku ngelakuin ini semua buat kebaikan kamu.”
“iya Pury, aku memutuskan untuk terus berkerudung dan memperbaiki semua sikap dan tingkah lakuku selama ini, aku ingin menjadi lebih baik dan aku gak akan ngecewain kamu lagi, kamu sahabat terbaik aku Pur, aku bangga punya kamu..”
”Rinaa.. kamu cantik banget sumpah, kerudung itu…”
“iyah Pury, aku sadar kalau selama ini aku salah banget sama kamu, uda nuduh kamu yang enggak–enggak dan aku lebih percaya cowok bren*sek itu daripada kamu sahabat aku, Rina pun memelukku sambil menangis.
“sudahlah Rin, semua udah berlalu, inilah yang ku harapkan darimu karena aku ngelakuin ini semua buat kebaikan kamu.”
“iya Pury, aku memutuskan untuk terus berkerudung dan memperbaiki semua sikap dan tingkah lakuku selama ini, aku ingin menjadi lebih baik dan aku gak akan ngecewain kamu lagi, kamu sahabat terbaik aku Pur, aku bangga punya kamu..”
Akhirnya
Rina sadar kalau cowok itu bukan cowok yang terbaik buat dia, tapi yang paling
penting aku seneng banget karena dia udah mau berkerudung dan merubah dirinya
menjadi yang lebih baik lagi. Intinya sahabat harus selalu mengingatkan di kala
sahabatnya sedang salah, mengajak kebaikan dan menerima kekurangan sahabatnya
dengan tulus.
Selesai
Cerpen
Karangan: Pury Gayatri
Facebook : Pury Gayatri
Twitter: @purygayatri
Facebook : Pury Gayatri
Twitter: @purygayatri
diambil : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/kerudung-buat-sahabat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar